Dzikir Pagi Pertama

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Di waktu pagi kami berada di atas fitrah Islam, di atas kalimat ikhlas (syahadatain), di atas agama Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم, dan di atas agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (HR. Ahmad no 15360, An-Nasai di Al-Kubra no 9743). (Dibaca 1 kali).
Kandungannya :
(Di waktu pagi kami berada di atas fitrah Islam) : Sungguh indah tatkala seorang muslim membuka pagi hari dengan memuji Allah, mengakui betapa mulianya dirinya tatkala di pagi hari ia berada di atas fitrah Islam yang masih murni di atas tauhid dan tidak terkotori oleh kesyirikan. Lihatlah betapa banyak manusia yang membuka paginya dengan ritual kesyirikan, dengan menyembah selain Allah atau memberikan sesajen kepada jin.
(Di atas kalimat ikhlas) : Yaitu kalimat tauhid laa ilaahaa illallahu. Ini adalah kalimat yang paling agung, karenanya Allah mengutus para Rasul, karenanya Allah menurunkan kitab-kitab suci, dan karenanya terpecahlah manusia menjadi mukmin dan kafir. Barangsiapa yang berada di atas kalimat ikhlas ini berarti dia berada di atas nikmat yang terbesar.
(di atas agama Nabi kita Muhammad) Demikian juga merupakan kenikmatan yang terbesar adalah seseorang berada di atas agama Nabi Muhammad yaitu agama yang sempurna yang lengkap dari segala sisi. Dialah agama Islam yang merupakan agama penutup yang paling sempurna dan mencakup seluruh bangsa manusia dan berlaku di seluruh zaman.
(dan di atas agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik) yaitu agama Ibrahim yang dengan kedua tangannya menghancurkan berhala-berhala simbol kesyirikan, seorang diri berjuang melawan seluruh penduduk negerinya demi menegakkan tauhid.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ
(Di waktu pagi kami berada di atas fitrah Islam).
Sungguh indah tatkala seorang muslim membuka pagi hari dengan memuji Allah, mengakui betapa mulianya dirinya tatkala di pagi hari ia berada di atas fitrah Islam yang masih murni di atas tauhid dan tidak terkotori oleh kesyirikan. Lihatlah betapa banyak manusia yang membuka paginya dengan ritual kesyirikan, dengan menyembah selain Allah atau memberikan sesajen kepada jin.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Qs. Ar-Ruum : 30)
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb).’” (QS. Al-A’raf : 172)
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ
“Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi. Sebagaimana halnya hewan ternak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam keadaan sehat. Apakah Engkau lihat hewan itu terputus telinganya?” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658)
Hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman,
إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hunafa’ (Islam) semuanya. Kemudian setan datang. Lalu memalingkan mereka dari agama mereka, mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya.” (HR. Muslim no. 2865)
إِنَّ اللهَ خَلَقَ آدَمَ وَبَنِيْهِ حُنَفَاءَ مُسْلِمِيْنَ
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dan anak cucunya cenderung kepada kebenaran dan Muslimin – patuh kepada Allah”. (HR. Ahmad).

Ibnul Jauzi dalam Kitab Zadul Masir, jilid 3 halaman 422 menjelaskan makna fitrah di sini sebagai kondisi awal penciptaan, di mana manusia diciptakan oleh Allah pada kondisi tersebut. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang merupakan potensi atau sifat dasar bagi manusia. Berarti fitrah manusia (فطرة الناس) adalah sifat dasar atau potensi yang ada atau dimiliki oleh manusia. Fitrah manusia diciptakan oleh Allah untuk dikembangkan oleh manusia.
خَمْس مِنْ الْفِطْرَة ) قَالَ النَّوَوِيّ : هِيَ بِكَسْرِ الْفَاء وَأَصْلهَا الْخِلْقَة قَالَ تَعَالَى { فِطْرَة اللَّه الَّتِي فَطَرَ النَّاس عَلَيْهَا }وَاخْتَلَفُوا فِي تَفْسِيرهَا فِي هَذَا الْحَدِيث فَقَالَ الشَّيْخ أَبُو إِسْحَاق الشِّيرَازِيّ فِي الْخِلَاف وَالْمَاوَرْدِيّ فِي الْحَاوِي وَغَيْرهمَا مِنْ أَصْحَابنَا هِيَ الدِّين ، وَقَالَ الْخَطَّابِيُّ فَسَّرَهَا أَكْثَر الْعُلَمَاء فِي هَذَا الْحَدِيث بِالسُّنَّةِ
“Menurut An-Nawawi, bahwa kata yang terdiri dari huruf fa-th-ra-ta (marbuthah) itu berharakat kasrah pada huruf fa-nya dan makna asalnya adalah khilqah (penciptaan). Allah SWT berfirman, ‘Tetaplah atas fitrah (penciptaan) Allah yang telah menciptakaan manusia menurut fitrah itu,’ (QS. Ar-Rum : 30). Para ulama berselisih pendapat mengenai tafsir yang tepat terhadap kata fitrah dalam hadits ini. Menurut Syaikh Abu Ishaq As-Syirazi dalam kitab Al-Khilaf, Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawi dan para ulama selain keduanya dari kalangan Madzhab Syafi’i maka fitrah dalam hadits tersebut adalah agama (ad-din). Menurut Al-Khaththabi, kebanyakan para ulama menafsirkan kata fitrah dalam hadits tersebut adalah sunah (kebiasaan yang biasa dipraktikkan atau dilakukan). (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah-Maktabah Al-Irsyad, juz I, halaman 338).
✅Tabiat dan karakter khusus yang digunakan dalam penciptaan manusia, yang karenanya manusia mempunyai potensi untuk menerima iman dan agama, dan jika ia kembali kepada tabiat pertamanya ia akan menjadi orang yang beragama dan menyembah Tuhan. ✅ | ✅Janji dan pengakuan yang telah Allah Swt ambil dari seluruh manusia pada alam dzur dan awal penciptaan. Di alam dzur telah diambil pengakuan dari seluruh manusia akan keberadaan dan keesaan-Nya, dan mereka telah berjanji untuk menjadi penyembah Allah di alam dunia. |
✅Seluruh manusia, di dalam dirinya mempunyai kecenderungan kepada Sumber wujud dan kecenderungan untuk menyembah dan tunduk di hadapan-Nya. Semua manusia di dalam dirinya mengakui keberadaan-Nya, meskipun terkadang dia salah dengan menyangka yang lain sebagai Dia dan tunduk di hadapannya. ✅ | ✅Menyembah Allah adalah fitrah ialah bahwa akal sendiri cenderung kepada Sumber wujud dan untuk membuktikan keberadaan Tuhan tidak memerlukan argumentasi |
✅Manusia diciptakan untuk mengenal, bertauhid, beragama, dan menyembah Tuhan | ✅Bangunan khusus ruh manusia diciptakan sedemikian sehingga secara otomatis dia adalah pencari dan penyembah Tuhan, dan kecenderungan kepada Sumber ciptaan dan penyembahan Tuhan telah ditanam sedemikian rupa dalam diri manusia sehingga menjadi sebuah insting. |
وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ
(Di atas kalimat ikhlas)
Yaitu kalimat tauhid laa ilaahaa illallahu. Ini adalah kalimat yang paling agung, karenanya Allah mengutus para Rasul, karenanya Allah menurunkan kitab-kitab suci, dan karenanya terpecahlah manusia menjadi mukmin dan kafir. Barangsiapa yang berada di atas kalimat ikhlas ini berarti dia berada di atas nikmat yang terbesar.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Qs. Al-Bayyinah : 5)
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah, “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Qs. Al-Kahfi : 110)
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. Al-An’am : 82)
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Qs. Al-Hajj : 62)
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang ia tuju (yaitu dunia dan wanita, pen)” (HR. Bukhari no. 6689 dan Muslim no. 1907)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Qs. Muhammad : 19)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ . نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (Qs. Fussilat : 30-31)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa mati, dan dia mengetahui bahwa : La ilaha illallah, dia pasti masuk surga. [HR. Muslim, no. 26]
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashabih no. 1621)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dengan sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ فَمَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ
Pergilah dengan kedua sandalku ini, siapa saja yang engkau temui di balik dinding ini, dia bersyahadat La ilaha illallah dengan hati yang meyakini kalimat ini, maka berilah kabar gembira dengan surga. [HR. Muslim, no. 46]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لَا يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allâh, dan bahwa aku adalah utusan Allâh, tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allâh dengan membawa kedua (kalimat ini) dalam tidak ragu-ragu dengan kedua (kalimat ini), kecuali dia masuk surga. [HR. Muslim, no. 27)
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ . وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
Sesungguhnya mereka (penduduk neraka) dahulu (di dunia) apabila dikatakan kepada mereka: “Lâ ilâha illallâh” (Tiada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allâh) mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata,”Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?” [Shaffaat/37: 35-36]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Tidak ada seorangpun yang bersyahadat La ilaha illallah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan benar dari hatinya kecuali Allah mengharamkan neraka atasnya”. [HR. Al-Bukhari, no. 128; Muslim no. 32)
فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka atas orang yang mengucapkan La ilaha illallah, dia mencari wajah Allâh dengan (perkataan) nya.” [HR. Al-Bukhari, no. 425, 667, 686, 6423, 7938; Muslim, no. 33, 657)
Abu Dzar berkata,
قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ كَلِّمْنِي بِعَمَلٍ يُقَرِّبُنِي مِنَ الجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ إِذاَ عَمَلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ حَسَنَةً فَإِنَّهَا عَشْرَ أَمْثَالِهَا، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ ، قَالَ هِيَ أَحْسَنُ الحَسَنَاتِ وَهِيَ تَمْحُوْ الذُّنُوْبَ وَالْخَطَايَا
”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi,”Wahai Rasulullah, apakah ’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55)
« مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ
”Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
”Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149)
وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(di atas agama Nabi kita Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
Demikian juga merupakan kenikmatan yang terbesar adalah seseorang berada di atas agama Nabi Muhammad yaitu agama yang sempurna yang lengkap dari segala sisi. Dialah agama Islam yang merupakan agama penutup yang paling sempurna dan mencakup seluruh bangsa manusia dan berlaku di seluruh zaman.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ، وَعَلَا صَوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ، حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ: صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ، وَيَقُولُ : بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ، وَالْوُسْطَى، وَيَقُولُ: أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dari Jâbir bin Abdillâh Radhiyallahu anhu yang mengatakan, “Pernah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berkhutbah kedua mata Beliau memerah, suaranya meninggi, dan kemarahannya mengeras, sampai keadaannya seakan-akan seperti komandan perang yang mengingatkan pasukannya seraya berkata, ‘Awas kalian akan diserang pagi-pagi, awas kalian akan diserang petang hari.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diutus sedangkan (jarak) antara aku dengan hari kiamat (adalah) laksana dua hal ini.’ (Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengah). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ammâ ba’du: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitâbullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara yang di ada-adakan secara baru dalam urusan agama, dan setiap yang bid’ah adalah sesat.”[HR. Muslim]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ، فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ، وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.
Apa saja yang aku larang kamu darinya maka jauhilah, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah semaksimal kamu mampu. Sesungguhnya yang menyebabkan orang-orang sebelum kamu binasa adalah banyaknya pertanyaan mereka dan penyelewengan mereka terhadap (ketetapan) para nabinya. [HR. Muslim]
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Katakanlah (Hai Muhammad): Taatilah Allah dan RasulNya. Jika kamu berpaling, maka Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir. [Qs. Ali ‘Imran : 32]
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Qs. Ali-Imran : 80)
مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ ۚ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Qs. Al-Hasyr : 7)
Sebab-sebab munculnya bid’ah
✅Tidak memahami dalil dengan benar. | ✅Mengikuti hawa nafsu semata ketika beramal. ✅ |
✅Tidak mengetahui tujuan syari’at. | ✅Berbicara tentang agama tanpa ilmu dan dalil. |
✅Mengikuti ayat-ayat dan hadits yang masih samar. | ✅Bersikap ghuluw (ekstrim) terhadap person tertentu. Jadi apapun yang dikatakan panutannya (selain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), ia pun ikuti walaupun itu keliru dan menyelisih dalil. |
✅Memutuskan hukum dari suatu amalan dengan cara yang keliru, tanpa petunjuk dari syari’at. | ✅Tidak mengetahui manakah hadits shahih dan dha’if (lemah), mana yang bisa diterima dan tidak. ✅ |
✅Menganggap suatu amalan baik dengan akal semata. |
Komentar menunggu moderasi admin.
kamagra dodání ve stejný den
kamagra poštovní objednávkou
Komentar menunggu moderasi admin.
online order rifaximin buy for cheap
lowest price 100 gr rifaximin
Komentar menunggu moderasi admin.
purchase xifaxan american pharmacy
buy xifaxan american express
Komentar menunggu moderasi admin.
avodart over the internet
how to order avodart generic uk
Komentar menunggu moderasi admin.
cheap staxyn generic information
cheapest buy staxyn uk buy cheap
Komentar menunggu moderasi admin.
ordering fildena australia online generic
fildena orders cod
Komentar menunggu moderasi admin.
how to order itraconazole generic pharmacy canada
order itraconazole purchase no prescription
Komentar menunggu moderasi admin.
get gabapentin cheap genuine
how to order gabapentin cost without insurance
Komentar menunggu moderasi admin.
cheapest buy flexeril cyclobenzaprine price at walmart
cheap flexeril cyclobenzaprine generic online cheapest
Komentar menunggu moderasi admin.
cheapest buy dutasteride generic medications
buy dutasteride from a usa pharmacy without a prescription
Komentar menunggu moderasi admin.
buy cheap androxal cheap alternatives
androxal prescription drug plans
Komentar menunggu moderasi admin.
Order enclomiphene online no membership overnight shipping
discount enclomiphene uk buy online
Komentar menunggu moderasi admin.
pourquoi les prix du kamagra sont-ils si élevés
kamagra livré le lendemain